Makam Mbah
Kuwu Cerbon yang berlokasi di Desa Cirebon Girang, Kecamatan Talun, Kabupaten
Cirebon adalah salah satu destinasi wisata ziarah yang ada di Cirebon. Peziarah
yang datang tidak hanya ingin melihat dari dekat kondisi kompleks makam yang
konon dikeramatkan masyarakat, tetapi ada juga yang melakukan salat, berzikir,
menyepi atau bahkan mencari wangsit hingga berhari-hari. Sebagian besar dari
mereka percaya jika bila melakukan kegiatan yang bersifat religi di tempat
tersebut akan mendapat barokah.
Tingginya keinginan masyarakat untuk berziarah di
makam tersebut karena tak lepas dari sejarah yang menyertainya. Dalam beberapa
tulisan ahli sejarah menyebutkan, Mbah Kuwu Sangkan atau Mbah Kuwu Cerbon
adalah pendiri Cirebon. Nama aslinya, Pangeran Walangsungsang. Ia merupakan
keturunan Prabu Siliwangi/Raja Pajajaran dan istrinya Nyai Mas
Subanglarang/Subang Krancang (Putri Mangkubumi Mertasinga Cirebon). Dua
saudaranya bernama, Nyai Mas Ratu Rara Santang dan Pangeran Raja Sangara.
Ketika mengembara dari kampung ke
kampung, Mbah Kuwu Sangkan mendapat sebutan Pangeran Cakrabuana. Benda pusaka
yang dimiliki adalah golok cabang, klambi waring, dan manuk sang bango. Selain
itu, binatang peliharaannya bernama macan samba, kebo dongkol bulekarone, dan
kucing sanggramawa.
Bahkan
disebut-sebut, Mbah Kuwu ini merupakan orang pertama yang mengadakan peringatan
Maulid Nabi, sehingga banyak orang datang berbondong-bondong demi mengalap
berkah atau berdoa di tempat tersebut. Dulunya, tempat itu berupa hutan
belantara yang dibabad dan dibangun sebuah pedukuhan. Di tempat ini
pula, banyak peziarah yang mengaku mengalami fenomena gaib. Seperti yang dialami
Dede, warga Palimanan yang sedang menginap di lokasi makam ini pernah melihat
sosok macan putih ketika selesai salat Isya.Ia mengaku sangat terkejut,
ia tidak menyangka akan melihat sosok macan putih muncul di hadapannya. Namun
dirinya berusaha untuk tetap tenang. Setelah sekian lama saling berpandangan,
macan putih itu pun menghilang.
Hal
yang sama juga dialami Ahmad. Warga Sumber yang mengaku sering menginap di
kompleks Makam Mbah Kuwu kerap bertemu dengan macam putih tersebut. Ia menduga
macan putih itu milik Prabu Siliwangi yang biasa berkeliaran di tempat itu. “Saya yakin macan putih itu milik Kanjeng Prabu
Siliwangi. Bahkan saya juga sering melihat pria berpakaian serba hitam dengan
topi ala petani di atas kepalanya. Pria gaib itulah Mbah Kuwu, pendiri
Cirebon,” tuturnya. Budi meyakini, bagi warga Cirebon asli yang sering
berziarah di tempat itu, baik hanya sekadar istirahat, salat atau keperluan
lainnya, kemungkinan besar akan melihat wujud Mbah Kuwu. “Bahkan bagi
orang-orang yang memiliki indera batin yang kuat, biasanya Mbah Kuwu hadir saat
diperlukan. Beliau kerap menolong atau sekadar memberi wejangan dan ia selalu
mengajak pada kebaikan,” ujarnya. Kemudian Terdapat tiga patung yang berada diarea Makam Mbah Kuwu
Sangkan yang pertama adalah patung macan loreng yang terletak didepan gapura
utama atau gapura selamat datang, macan tersebut berwarna kuning keemasan
dengan garis hitam, masyarakat percaya bahwa patung itu sebagai simbol penjaga
Makam Mbah Kuwu Sangkan dan sebagai simbol ketangguhan Mbah Kuwu Sangkan.Patung yang kedua yang ada di
depan pintu masuk Makam Mbah Kuwu Sangkan antara lain adalah patung seekor
macanyang berada di depan pintu menuju Makam Mbah Kuwu Sangkan. Dimana warna
macannya adalah putih bergaris hitam, disamping tangan sebelah kanannya membawa
sebuah senjata berupa kujang yang berwarna kuning keemasan, patung macan ini di
yakini sebagai patung peliharaan Mbah Kuwu Sangkang, karena beliau adalah anak
dari prabu siliwangi yang ada dipejajaran majalengka, yang diberi nama macan
sembah. Kujang sendiri artinya adalah senjata khas dari jawa barat yang
diyakini melambangkan kekuatan dan keberanian untuk melindungi hak dan
kebenaran, kujang juga diyakini sebagai senjata milik petani yang memiliki akar
pada budaya pertanian masyarakat suku Sunda. Selain itu kujang juga diyakini
sebagai pusaka sakti yang bisa menjadi pusaka penolak bala atau penolak marah
bahaya dari luar.
Sedangkan patung yang ketiga
adalah patung kerbau yang berada di depan gapura tepatnya bersebelahan dengan
patung macan putih. patung seekor kerbau bewarna putih kemerah jambuan, yang
diyakini sebagai kekasih Mbah Kuwu Sangkan, kebo tersebut diberi nama kebo
dongkol karone yang menjadi hewan penarik jadi gede yang sekarang masih
tersimpan disitus pedati gede pekalangan kota Cirebon. Pedati gede sendiri
merupakan salah satu dari dua kereta besar pengangkut barang yang sisa
kerangkanya masih bisa dilihat, pedati gede digunakan untuk mengangkut barang
bahan material dan hasil bumi yang ada di Cirebon, dan tenaga penggerak
keretanya adalah menggunakan kerbau atau kebo. Dan kebo dongkol karone inilah
yang digunakan Mbah Kuwu untuk membantunya dalam mengangkut barang-barang. oleh
karena itulah Ketiga patung tersebut yaitu macan loreng, macan sembah, dan kebo
dongkol karone, diyakini sebagai peliharaan Mbah Kuwu Sangkan yang selalu setia
menemani Mbah kuwu sangkan selama hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar